Senin, 08 Juni 2009

Tips membeli anggrek

Memilih anggrek yang akan dibeli :
• Sehat dengan daun hijau sedang, mengkilat dan polos tanpa bercak.
Hindari tanaman yang terdapat bercak kuning atau cokelat pada daun dan batang, karena ada kemungkinan terserang penyakit.
• Memiliki batang atau umbi semu (pseudobulb) yang gemuk, kuat dan polos tanpa bercak. Hindari batang/pseudobulb yang berkerut (kemungkinan karena kekurangan air).
• Memiliki anakan baru yang lebih banyak (untuk anggrek sympodial), sehingga jika yang dewasa mati, ada gantinya. Selain itu, peluang untuk berbunga juga lebih besar.
• Memiliki bekas tangkai bunga lebih banyak, yang berarti anggrek tersebut tergolong rajin berbunga.
• Bertangkai bunga utuh. Tangkai terpotong adalah salah satu sifat menurun sehingga pada pembungaan berikutnya kemungkinan juga akan terpotong.
• Kuntum bunga dalam keadaan setengah mekar dan utuh (tepi bunga tidak mengkerut), agar lebih lama menikmati keindahan bunganya setelah dibeli.
• Batangnya kokoh tertanam pada pot. Jika mudah goyang ada kemungkinan anggrek tersebut baru di tanam ulang atau sistim akarnya tidak baik.
• Periksa medianya, apakah terdapat hama (serangga kecil) yang merayap. Hindari tanaman yang ber hama.
• Lihat tangkai bunganya, apakah memang berasal dari tanaman atau hanya bunga potong yang ditancapkan pada pot.
Ada penjual anggrek nakal, yang menancapkan bunga potong pada tanaman yang sebenarnya belum berbunga dengan maksud agar nilai jual anggrek tersebut bisa lebih tinggi.

Memilih bibit anggrek :
• Sehat dengan daun berwarna hijau muda, tanpa ada bercak kuning atau coklat pada daun atau batangnya.
• Ukuran daun kedua lebih panjang 2 kali dari daun pertama. Anggrek tersebut pertumbuhannya akan lebih cepat dibanding yang ukuran daun keduanya mirip dengan daun pertama.
Bunga warna ungu.
Dari daun bisa diprediksi warna, yaitu dengan melihat permukaan bawah daun. Bila berwarna ungu, bunga muncul dengan warna sama. Namun, ketentuan itu tidak berlaku pada warna lain. Untuk dendrobium, lihat pada batangnya. Jika terdapat warna ungu pada serat batangnya kemungkinan besar terdapat warna ungu (atau kombinasi dengan warna ungu) pada bunganya.
Menangkap whitefly.
Serangga kecil ini berwarna putih, bisa terbang dan menyerang daun dengan mengisap cairan daun. Pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Hama ini juga secara tidak langsung sebagai penyebar virus. Untuk menangkapnya, gunakan plastik atau bekas kaleng mentega yang berwarna kuning. Warna kuning menarik perhatian serangga kecil itu. Oleskan minyak goreng pada permukaannya. Minyak inilah yang akan "menjerat" hama kecil itu.
Menghilangkan bercak putih sisa mineral pada daun.
Untuk menghilangkan sisa mineral pada daun yang berasal dari pupuk, basuh dengan hati2 menggunakan kain/kapas yang dicelup dengan larutan asam (cuka atau jeruk lemon dicampur dengan air - 1 sendok teh per 5 liter air).
Atau dapat pula menggunakan susu. Lakukan lebih dari sekali jika belum bersih.
Alkohol sebagai pestisida.
70% isopropyl alkohol dapat digunakan untuk membasmi mealybugs, whiteflies, scale, fungus gnats, thrips dan red spider mite. Bersihkan bagian daun/batang yang terkena hama dengan cotton-bud (q-tip) yang dicelupkan pada alkohol. Ulangi "pengobatan" selama beberapa hari untuk menghilangkan juga hama yang baru menetas (bercak kekuning-kuningan).
Atau dapat pula disemprot larutan air dan alkohol 70% dengan perbandingan 1:1 ditambah 1 sendok teh sabun cair.

Peringatan : Hati-hati2, alkohol dapat merusakkan tanaman. Disarankan hanya untuk anggrek yang berdaun tebal, tidak untuk daun yang kecil dan tipis.
Kayu manis untuk mengobati infeksi cendawan/bakteri.
Bubuk kayu manis yang biasa dipakai untuk membuat kue dapat pula untuk mengobati infeksi cendawan/bakteri pada anggrek. Sebelumnya basahi dahulu daun/batang yang akan diobati agar bubuk dapat menempel. Lalu taburi daerah yang terinfeksi dengan sedikit bubuk kayu manis. Jangan terlalu banyak karena dapat mematikan tanaman. Tiup bagian tersebut agar sisa bubuk yang tidak menempel dapat terbuang.
Bubuk dapat pula sebagai antibiotik untuk luka2 pada tanaman. Setelah daun atau akar yang busuk dipotong, taburi sedikit bubuk pada bekas luka untuk mencegah infeksi baru.
Tunas baru (keiki) pada Phalaenopsis.
Tangkai bunga phalaenopsis jangan dipotong setelah bunganya layu (jika masih sehat tangkai berwarna hijau kecoklatan). Ada kemungkinan setelah 3-4 bulan kemudian akan tumbuh bunga baru dari tangkai tersebut.
Atau, kadang2 pada tangkai tersebut akan membentuk tunas tanaman baru (keiki). Jika ingin memisahkan tunas tersebut, tunggu sampai tumbuh akar minimal 3 buah dengan panjang minimal 5 cm. Potong tangkai bunga yang dekat dengan keiki tersebut dan tanam dengan media yang sesuai (mis. sphagnum moss).
Menampung air hujan untuk menyiram anggrek.
Air hujan sangat baik untuk anggrek. Tetapi perhatikan pH nya, yang baik sekitar 5.5-6.5.
Ketika hujan turun jangan langsung ditampung karena masih mengandung kotoran dan debu dari genteng atau atap rumah.
Setelah hujan berlangsung 5-10 menit, tampung pada ember plastik yang bersih dan jika telah penuh tutup rapat untuk mencegah nyamuk bersarang atau terinfeksi cendawan.
Untuk menaikkan pH yang terlalu asam (pH < 6), simpan air hujan semalaman dan berikan gelembung udara secara intensif (dapat menggunakan aerator seperti pada akuarium).
Melepaskan akar yang melekat pada pot.
Ketika akan mengganti pot (repotting), akar anggrek yang telah melekat kuat pada pot akan sulit untuk dilepaskan tanpa merusaknya.
Untuk mengatasinya, rendam seluruh pot dengan air biasa selama beberapa lama. Setelah pot sudah sangat basah, selipkan dengan hati-hati pisau tipis (cutter atau silet) diantara akar dan pot. Lakukan sepanjang akar yang melekat tersebut. Mungkin ada satu-dua akar yang tidak berhasil dilepas dengan utuh. Kesabaran adalah kunci utamanya.
Agar Phalaenopsis berbunga.
• Suhu dan cahaya adalah faktor utama untuk sebagian besar jenis Phalaenopsis dapat berbunga.
• Untuk membentuk tangkai bunga (spike), jaga temperatur secara konsisten dibawah 28°C (82°F).
Pada suhu 32°C (90°F), meskipun hanya untuk waktu singkat, akan mencegah pembentukan tangkai bunga.
Dengan kata lain, untuk menahan supaya tidak berbunga, jaga temperatur tetap diatas 28°C (82°F) atau tingkatkan keteduhan menjadi 50% (cahaya sedang).
• Agar pada satu tangkai mempunyai lebih banyak bunga, sejak tangkai bunga berukuran panjang 5 cm (2 inch) jaga temperatur secara konsisten antara 18°C (65F) sampai 25°C (77°F).
• Disamping itu, jangan lupa pula untuk memberi pupuk secara teratur.
Semi-hidroponik (S/H).
adalah metode pemeliharaan tanaman dengan menggunakan media non-organik. Karena air tidak mengalir terus menerus seperti pada sistim hidroponik yang sesungguhnya makanya disebut semi-hidroponik.
• Media yang digunakan dapat berupa butiran (pelet) tanah liat (clay pellet), batu karang, batu-apung dsb.
• Pot yang digunakan adalah pot yang tertutup rapat dan disampingnya dibuat lubang setinggi kira2 2.5cm (1 inch) dari dasar pot dengan besar 0.6cm (1/4 inch). Sebaiknya menggunakan pot yang transparan (mis. botol air mineral yang dipotong atasnya) untuk memudahkan melihat ketinggian air pada pot dan pertumbuhan akar2nya.
• Masukkan media hingga memenuhi dasar pot sampai dengan batas lubang, kemudian masukkan tanaman dengan posisi akar yang paling bawah masih berada diatas lubang tsb. Timbun akar tanaman tsb dengan media lagi.
• Siram pot sampai air keluar dari lubang disamping pot. Airnya dapat dicampur pupuk dengan dosis sangat rendah, karena tanaman akan menerima supply nutrisi secara konstan. Letakkan pot tanaman tsb di tempat yang sesuai dengan cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman tsb.
• Siram kembali jika air sudah habis sama sekali sampai dasar pot, tetapi sebelumnya bilas dengan aliran air selama beberapa menit untuk menghilangkan sisa garam/pupuk pada pot dan media.
Metode ini dapat membantu menyelamatkan anggrek yang "kritis" karena kehilangan akar2nya yang busuk/rusak.

http://www.anggrek.info/index.php?topic=culture§ion=pest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel lain :