Kamis, 04 Juni 2009

Penyiraman

Sebagai epiphyt, pada habitatnya kebanyakan anggrek mendapatkan air dari embun dan air hujan.
Karena berasal dari penguapan, air hujan mengandung banyak sekali zat yang berguna sebagai bahan nutrisi untuk tanaman. Air hujan yang sedikit asam (pH sekitar 5.5-6.5) itu sangat baik untuk anggrek.
Tetapi berdasarkan penelitian, air hujan di beberapa daerah di Indonesia akhir2 ini menjadi semakin asam (pH kurang dari 5). Agar cocok untuk anggrek, pH nya perlu dinaikkan .
Kualitas air sangat penting untuk pertumbuhan anggrek. Jangan menggunakan air yang tidak bersih (tercemar) seperti air sungai, air limbah dll.
Anggrek tidak boleh kekurangan ataupun kelebihan air. Kelebihan air disini bukan berarti banyaknya air yang disiram tetapi frekuensi penyiramannya. Siram hanya jika tanaman memerlukannya.

Masalah utama bagi kebanyakan pemula adalah penyiraman yang berlebihan, karena melihat permukaan media yang kering padahal media bagian bawah masih basah.
Frekuensi penyiraman tergantung dari :
• Usia anggrek :
anggrek pada masa pertumbuhan atau saat berbunga lebih banyak memerlukan air.
• Jenis anggrek :
Contoh : Phalaenopsis tidak boleh kekurangan air karena tidak mempunyai pseudobulb (umbi semu) sebagai organ penyimpan air, sedangkan Cattleya yang mempunyai pseudobulb, disiram jika medianya sudah kering.
• Jenis media tanam :
media yang baik mengikat air lebih jarang penyiramannya karena lama mengering (pakis lebih lambat mengering dari arang).
• Ukuran pot :
media pada pot yang kecil lebih cepat mengering dibanding pada pot yang berukuran lebih besar.
• Kondisi tempat :
kondisi satu tempat dengan tempat lain berbeda, yang mempengaruhi kecepatan media mengering.
Contoh : anggrek yang ditempel pada pakis papan atau digantung lebih sering disiram karena lebih cepat mengering.
• Suhu udara, cahaya dan kelembaban udara :
semakin tinggi suhu udara semakin sering disiram, semakin tinggi kelembaban semakin jarang disiram. Jika matahari berkurang, kurangi penyiramannya.
Kelebihan air dapat menyebabkan busuk pada akar, sehingga menghilangkan kemampuan tanaman untuk menyerap air karena kerusakan pada akar. Pertanda dari kelebihan air adalah akar yang berwarna kegelapan dan lembek, jika berkepanjangan akan menjadi busuk.
Sebaliknya, kekurangan air akan menyebabkan dehidrasi dan akibatnya tanaman menjadi kurus dan daun lemas.
Batang atau umbi semu (pseudobulb) yang mengkerut adalah tanda tanaman tersebut kurang mampu dalam menyerap air. Ini bisa disebabkan karena sebelumnya terlalu banyak disiram sehingga akar2nya menjadi busuk. Atau jika akar2nya sehat, maka karena memang kurang dalam penyiramannya.
Pada saat menyiram mungkin ada air yang tinggal di sela2 daun, pangkal daun atau tunas baru. Jika air ini menetap semalaman dan suhu menjadi dingin dan lembab akan mendorong timbulnya bakteri dan cendawan yang dapat membuat busuk pada daun yang akhirnya dapat mematikan anggrek.
Tata cara penyiraman yang dianjurkan :
• Siram hanya jika hari cerah. Jika mendung atau hujan, lebih baik ditunda penyiramannya.
• Siram sepagi mungkin agar sisa air yang tertinggal di sela2 daun atau tunas muda mengering sebelum malam tiba.
• Siram dengan air yang suhunya sedang. Jangan menyiram tanaman dengan air yang terlalu dingin atau panas.
• Siram dari atas mengenai seluruh bagian tanaman dan media tanam sampai air turun dan keluar kembali melalui lubang dibawah pot.
• Jangan meletakkan pot bersusun kebawah yang maksudnya untuk menghemat penyiraman (air dari pot yang diatas turun ke pot dibawahnya) karena jika anggrek di pot bagian atas terinfeksi penyakit/cendawan akan menular pada anggrek di bawahnya.
• Tekanan air ketika menyiram jangan terlalu kuat agar tidak merusak tanaman.
Anggrek terdiri dari berbagai macam jenis (genus) dan informasi diatas adalah untuk anggrek secara umum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel lain :